Di kunjungan kedua lalu ke Desa Ciasmara, saya berjanji akan kembali lagi ke Desa ini. Bukan hanya karena pemandangan yang sangat Indah, juga karena masih ada beberapa curug yang belum saya kunjungi.
Hari minggu tepatnya tanggal 29 Juli, ditemani oleh Revan dan Gufron, dengan menguunakan 2 motor, saya dan Revan mengunjungi desa ini untuk ketiga kalinya (Gufron baru untuk pertama kali). Tujuan kami yaitu curug-curug yang berada di aliran atas Curug Saderi. Berangkat dari rumah jam 7.30 kemudian kami bertemu di depan IPB Dramaga, untung cuaca cerah dan tidak terlalu macet pagi itu. Rute yang kami tempuh sama seperti sebelum-sebelumnya baik menuju CIasmara ataupun ke Ciasihan di mulai dari pertigaan Cemplang hingga sampai pertigaan Salak Endah-Ciasmara/Ciasihan hingga terus pertigaan Ciasmara-Ciasihan.
Tidak ada halangan atau kemacetan di sepanjang jalan hingga mencapai Gapura Selamat Datang di Desa Ciasmara yang sudah sangat usang. Memasuki pertigaan jalan desa menuju lokasi sudah terlihat jalan cor-coran dan saying sekali ternyata cuman sepanjang 1km, selanjutnya, seperti sebelumnya, jalan berbatu dan lobang-lobang. Untung saja semuanya terbalaskan dengan pemandangan hijau persawahan dan pegunungan berlapis-lapis serta kota yang berada di kaki gunung. |
Salah satu sudut Desa Ciasmara |
|
Salah satu sudut Desa Ciasmara |
|
Salah satu sudut Desa Ciasmara |
|
Salah satu sudut Desa Ciasmara |
|
Salah satu sudut Desa Ciasmara |
Sekitar jam 9.00 kami sampai di parkiran Curug Saderi. Di gerbang terlihat saung yang baru dibangun. Bertemu dengan Kang Ihir yang akan memandu kami ke atas dan bergabung dengan seorang traveler dari Jakarta yang bernama Andi Lala kami memulai perjalanan sekitar jam 9.30.
|
Memasuki parkiran Curug Saderi |
Berjalan santai, menyusuri jalan setapak di pinggir sungai yang berair jernih di pandu oleh Kang Ihir, hanya sekitar 15 menit kamipun sampai di Curug Saderi. Karena tujuan pertama kami adalah curug yang terjauh maka kami tidak berlama-lama di Curug Saderi. |
Trek menuju Curug Saderi |
|
Trek menuju Curug Saderi |
|
Trek menuju Curug Saderi |
Melanjutkan perjalanan, mendaki bukit yang ada di sisi kanan curug, menyusuri sisi tebing yang lumayan ekstrim. Hanya kira-kira 10 menit, kemudian turun hingga mencapai sungai. Di sini kami sudah berada di sisi atas Curug Saderi, terdengar gemuruh air yang jatuh menimpa bebatuan di bawahnya. |
Trek di atas Curug Saderi |
|
Trek di atas Curug Saderi |
Menyusuri sungai, melewati beberapa curug-curug kecil, terasa kesejukan air menyentuh kulit seolah memberi energi untuk melanjutkan perjalanan. Terus menyusuri sungai hingga terdapat curug-curug kecil yang di sebut Curug Batu Sirep (Curug batu Alam). Di sini kami berhenti sebentar. |
Trek di atas Curug Saderi |
|
Trek di atas Curug Saderi |
|
Trek di atas Curug Saderi |
|
Curug kecil menuju Curug Batu Sirep |
|
Curug kecil menuju Curug Batu Sirep |
|
Curug kecil menuju Curug Batu Sirep |
|
Curug kecil menuju Curug Batu Sirep |
|
Curug Batu Sirep |
|
Curug Batu Sirep |
Tidak beberapa jauh dari Curug Batu Sirep kami sudah sampai ke Curug Kembar. Curug yang benar-benar cantik, bukan dua tapi ada 3 aliran curug sehingga lebih tepat disebut Curug Kembar Tiga, karena melewati tebing yang sangat cantik, curug ini juga di sebut Curug Tebing. Lagi-lagi kami cuman sebentar di sini karena harus melanjutkan perjalanan menuju curug selanjutnya. |
Bertemu dengan Curug Kembar |
|
Trek menuju aliran atas Curug Kembar |
Untuk melanjutkan perjalanan dari Curug Kembar, kami harus menaiki tebing yang ada di sebelah kanan curug. Di jalur ini kita harus sangat hati-hati karena kondisi bebatuan yang licin, curam dan di sebelah kiri adalah tebing yang di bawahnya sungai berbatu. Sampai di atas kita harus menyusuri sungai lagi, tidak terlalu jauh dan akhirnya sampai di Curug Hordeng. Menurut Kang Ihir sebenarnya masih banyak curug di atas hanya saja jauh dan kecil-kecil karena terdiri dari 2 aliran sungai. Sementara curug-curug yang kami susuri ini adalah pertemuan dari dua sungai tersebut.Meski Curug Hordeng ini hanya mempunyai tinggi sekitar 5 meter, tapi sangat unik. Air yang jath melewati tebing batu membentuk tirai sehingga disebut Curug Hordeng, sama seperti Curug Hordengyang ada di Cibeureum. Di saat curug-curug lain mempunyai debit yang kecil dan sebagian lagi kering d imusim kemarau ini, tapi curug-curug di aliran sungai ini mempunyai debit yang besar. Di tambah dengan kesejukan air seperti curug lain yang ada di Gunung Salak, membuat saya menceburkan diri di curug ini. |
Bermain air di Curug Hordeng |
|
Bermain air di Curug Hordeng |
|
Curug Hordeng |
|
Bermain air di Curug Hordeng |
|
Curug Hordeng |
|
Bermain air di Curug Hordeng |
Karena ini adalah curug terakhir di trek kami, kami memutuskan di sini untuk istirahat sambil berenang dan masak air panas buat mie instan dan kopi yang cukup buat mengganjal perut. Untuk memasak, bisa mengambil air langsung di curug karena airnya bersih dan tidak terkontaminasi belerang. |
Curug Hordeng |
|
Memasak di area Curug Hordeng |
Setelah cukup lama di Curug Hordeng kemudian kami memutuskan kembali. Karena tadi kami hanya sebentar di Curug Kembar, kali ini kami berhenti agak lama. Kembali berbasah-basahan dan mengambil beberapa foto. |
Bermain air d Curug Kembar |
|
Bermain air d Curug Kembar |
|
Bermain air d Curug Kembar |
|
Bermain air d Curug Kembar |
Melewati Curug Kembar, kami tidak melewati jalur awal. Kali ini kami melewati jalur lain, langsung melewati bukit tidak menyusuri sungai yang melewati Curug Batu Sirep. Trek kali ini langsung menuju Curug Saderi. Treknya lebh singkat tapi lebih curam dibanding kalau kita menyusuri sungai. |
Trek pulang menuju Curug Saderi |
|
Trek pulang menuju Curug Saderi |
Sampai di Curug Saderi sudah ada beberapa pengunjung. Di Curug Saderi kami kembali menghabiskan waktu lebih lama dibandingkan dengan di Curug Hordeng. Kami berbasah-basahan di aliran curug karena terdapat kolam-kolam yang tidak begitu dalam.Tidak banyak berubah debit air di curug ini dibandingkan kunjungan pertama di musim hujan lalu, padahal sekarng lagi musim kemarau. |
Trek pulang menuju Curug Saderi |
|
Curug Saderi |
|
Curug Saderi |
|
Curug Saderi |
|
Curug Saderi |
|
Curug Saderi |
|
Curug Saderi |
|
Curug Saderi |
Selagi di Curug Saderi, kang Ihir kembali ke saungnya dan bertemu kembali setelah kami puas bermain air. Nah buat kalian yang kemalaman, di saung kang Ihir bisa menginap. Di saung tersedia toilet dan kamar mandi, juga dapur. Nah, ayo jadwalkan waktunya berkunjung ke sini, menikmati suasana pegunungan, desa dan air terjun. |
Saung kang Ihir |
|
Saung kang Ihir |
Baca juga:
- Curug Saderi dan Curug Cimanglid- Curug Cikawah dan Curug Gleweran- Curug Kembar dan Curug Walet- Curug Batu Ampar, Curug Batu Susun dan Curug Bidadari - Curug Kiara- Curug Cikuluwung Herang dan Curug Emas[Sumber: udaindra.blogspot.com]
0 Response to "Ciasmara-Sekeping Surga yang Terlupakan III: Curug Tebing, Curug Batu Sirep, Curug Hordeng dan Curug Saderi"
Post a Comment