Ngungun Saok, mungkin terdengar sangat asing bagi wisatawan meskipun berasal dari Padang dimana destinasi wisata ini berada. Destinasi ini mulai dikenal dan booming sekitar tahun 2015 lalu. Dan 2x mudik 2016 dan 2017 belum sempat ke sini dan Alhamdulillah terealisasi mudik kemaren tepatnya hari Kamis 21 Juni 2018.
Terletak sekitar 15 km dari rumah ke arah Air Dingin-Lubuk Minturun-Padang dimana lokasi ini sudah sangat terkenal dengan wisata pemandiannya dari jaman Siti Nurbaya hahahahha. Menggunakan motor, saya dan Revan menuju lokasi.
Dari jalan raya Padang-Bukittinggi, di pertigaan stasiun kereta ambil arah kanan menuju Lubuk Minturun. Sampai di jembatan dimana gerbang lokasi pemandian Lubuk Minturun terus saja hingga pertigaan. Dari pertigaan ambil kiri. Nanti di jalan kita akan melewati ABG Waterpark di sebelah kiri. Dari ABG ini masih berjarak sekitar 3km ke Ngungun Saok. Di sini jalannya masih beraspal, terus hingga sampai di jalan berbatu dan tanah merah.
Tidak beberapa jauh memasuki jalan berbatu, kita akan sampai ke Air Terjun Pincuran 7/Air Terjun 7 Tingkat, dimana saya sudah pernah kesini sebelumnya tapi cuman sampai 3 tingkatan dari 7 tingkatan. Nah dari air terjun ini ke parkiran Ngungun Saok sekitar 1 km lagi. Dari sini kalau membawa mobil tidak bisa dilanjutkan, hanya bisa dilewatin motor. |
Kondisi jalan menuju ke lokasi |
|
View dari parkiran ke lokasi |
Jalan ini sebenarnya direncanakan akan terus ke Solok menembus Taman Nasional yang ada di Bukit Barisan tapi tidak tahu sekarang terhenti. Yang tersisa adalah jalan berbatu dan tanah merah. |
View dari parkiran ke lokasi |
Sampai di sebuah saung di tengah perkebunan (padahal ada plang peringatan bahwa daerah ini adalah hutan konservasi, kami parkir. Tidak terlihat seorangpun pengunjung ataupun masyarakat lokal. Berjalan sekiatar 100m di atas terlihat lagi sebuah saung dan plang petunjuk arah Ngungun Saok yang sudah roboh. Tidak terlihat seorangpun di sekitar saung juga penjaganya, otomatis cuman kami berdua. Di depan kami terlihat Bukit Barisan. Di depan saung terlihat jalan setapak menuju ke ngarai/lembah di bawah sana. Berdebat sebentar siapa yang turun duluan akhirnya saya turun duluan. |
Papan petunjuk arah |
|
Menuruni bukit |
|
Suasana Bukit Barisan di depan mata |
|
Suasana Bukit Barisan di depan mata |
Meski agak was-was, kami berjalan terus menembus yang tingginya sekitar 2-3meter. Konon wilayah ini masih merupakan habitat harimau. Jadi sedikit ada gerakan di semak-semak sudah langsung waspada hahahaha. Meski trek nya tidak terlalu ekstrim tapi lumayan kerena turun terus hingga ke sungai. Hanya sekitar 30 menit-an kami mencapai pinggir bebatuan besar tebing sungai. [Sumber: udaindra.blogspot.com]
0 Response to "Ngungun Saok: Sekeping Surga yang Terlupakan di Kota Padang"
Post a Comment