Sudah sering sebenarnya melihat keindahan Sabang (Pulau Weh) di internet dan tentu saja pengen banget ke sini. Dan keinginan saya terwujud pas libur panjang bulan ini, 5-8 Mei 2016 plus libur satu hari tanggal 9 Mei.
Liburan kali ini sudah direncanakan dari awal tahun, di tunda-tunda akhirnya baru beli tiket di bulan April, setelah ajak sana sini akhirnya yang positif ikut 2 orang, Devi dan Dwi (temen kantor).
Karena libur panjang, ternyata semua penginapan yang online atau yang ada alamatnya di internet semuanya penuh terutama tanggal 5-7 Mei.
Udah mepet mo berangkat kira-kira seminggu kita dapat penginapan dan transportasi di sana, di bantu sama temennya temen kantor yang kebetulan tinggal di sana. Oke sebut saja namanya Dominggus hehehhehe (kalo ada yang mau minta bantuan silahkan japri ya...).
Mengingat libur panjang juga plus kepo, saya memutuskan malam sebelum berangkat nginap di bandara Cengkareng (kebetulan naik GA), cari posisi enak di mushala sebelah kanan pintu masuk. Naik DAMRI jam 8 malam dari Bogor sampai kira-kira jam 10 malam di bandara. Oke singkat cerita tidur di mushala (gak nyenyak juga... ) dan bangun sekitar jam 4 kemudian checkin dan sholat subuh di ruang tunggu.
Oh iya, Devi dan Dwi berangkat dari Halim karena beda maskapai nya.
05 Mei 2016
Boarding jam 6.10 pagi, perjalanan ke Banda Aceh kira-kira 2 jam 30 menit, dan mendarat di Banda Aceh (Sultan Iskandar Muda) jam 9 kurang.
Pas pengambilan bagasi dan ngidupin HP ada WA masuk, berita Devi gak jadi berangkat gegara terlambat check-in..... hmmmmm. Cuman bisa bilang astaga....... sedih juga sih tapi gimana lagi... traveling must go on... Pelajaran buat traveler, jangan pernah mengganggap enteng macet di Jakarta apalagi pas libur panjang.....
Ketemu Dwi di depan (idanya udah nyampe duluan dengan penerbangan jam 5.30). Dan langsung cari taksi, bukan taksi sih tapi Avanza hehehe. Harga sudah resmi Rp. 140.000 ke Pelabuhan Ulee Lheue. Perjalanan di tempuh kira-kira 30 menit. Sepanjang jalan di pak Supir cerita mengenai Tsunami, GAM, etc..... gak usah diceritain lah ya... kan maunya cerita yang indah-indah hehehhe.
|
Suasana kota menuju Pelabuhan Ulee Lheu |
|
Suasana kota menuju Pelabuhan Ulee Lheu |
Melihat keadaan kota sekarang, kita gak bakalan menyangka Aceh dulu pernah diterjang Tsunami..
OKE kita sampai kira-kira jam 10.30 dan pengunjung banyak bangeeet di sana, dan langsung menuju loket speedboat, dan antrinya panjang banget. Ternyata loket tutup, tiket jam 11 sudah habis, kira-kira 1 jam lebih antri, loket kembali di buka untuk kapal jam 13.00. Saya gentian ama Dwi antri, dan pas tinggal 4 antri di depan, loket pun tutup.... oalah... gagal lagi.
|
Suasana antrian |
Saya coba ke loket kapal lambat... sama aja kondisinya. Masih antri, dan loket buka lagi untuk kapal jam 14.00. Alhamdulillah akhirnya dapat tiket, kami ambil yang Eksekutif Rp. 80.000. kalau pakai yang VIP Rp. 100.000.
Oh iya kalo pakai kapal lambat (kira-kira 2 jam) Rp. 27.000 katanya buat yang ekonomi dan yg bisnis kurang dari 40.000.
Naik kapal pun berdesak-desakan, dan muatannya melebihi kapasitas duduk. Banyak yang berdiri. Jarak tempuh kira-kira 50 menit.
|
Suasana dalam kapal |
|
Pura-pura begaya :p |
|
Pelabuhan Balohan |
Tapi bersukur aja masih dapat tiket. Sampai di Pelabuhan Balohan Sabang kira-kira jam 15.00 dan langsung di sambut Pak Dominggus, driver sekaligus guide kami selama di sini.
Tujuan pertama, sebenarnya sih bukan tujuan tapi mampir, yaitu Tugu I love Sabang.
Berada di taman dipinggir jalan, di seberangnya kita bisa liat view atas Danau Anak Laut. Dengan cuaca yang lumayan panas, kami ambil beberapa photo disini.
Selanjutnya kami mampir di dekat Tugu Sabang Merauke (kebetulan tidak di foto), tugu nya sih kecil aja hehehe katanya di Merauke juga ada persis sama. Dari sini kita bisa lihat pelabuhan. Oh ya, di sini pohonnya besar-besar loh kayak di Bogor tapi jenisnya lain. Dan kota nya lumayan bersih dan jalanannya mulus.
|
Suasana kota Sabang |
|
Suasana kota Sabang |
Setelah puas berfoto-foto, kami selanjutnya mampir di Pantai Sumur Tiga (gak ada loh sumurnya di sini hehehe). Di sini pantai nya putih banget ditambah dengan bebatuan jenis batu apung dan kapur. Di sini ada 2 homestay yang rumahnya di bukit-bukit. Oh iya, di sini parkirnya dipinggir jalan aja... gak bayar karena di sini gak ada tukang parkirnya hehehehe. Masuk pantainya juga gak bayar loh.... gratis.
|
Pantai Sumur Tiga |
|
Pantai Sumur Tiga |
|
Pantai Sumur Tiga |
|
Pantai Sumur Tiga |
|
Children of the Sea |
Balik dari pantai kita naik lewat Hotel Casanemo, dan Dwi ambil foto dulu di sini....
Nah tujuan selanjutnya adalah Benteng Jepang (Japanese Fortress). Lokasinya gak terlalu jauh dari Pantai Sumur Tiga. Lagi-lagi disini kita gak bayar parkir dan masuknya juga gratis... hihihihi...
|
Jalan menuju Benteng |
|
Jalan menuju Benteng |
|
Benteng Jepang |
Di sini cukup favorit, rame pengunjungnya.... mungkin karena view nya yang bagus. Bentengnya berada di lokasi tertinggi, menghadap ke laut lepas, dulu pas Perang Dunia II, begitu ada kapal musuh yang lewat bakalan di meriam ama Jepangnya...... ih Jepang kamu jahad... (demam AADC 2).
|
Dwi yang takut-takut |
Pantainya berkarang-karang, dan langsung menghadap laut lepas, di sisi kanan kita bisa melihat Pantai Anoi Itam (Pasir Hitam).
|
Pantai Anoi Itam dari Benteng |
Di karang nya kita foto-foto dulu, biar antimainstream, naik ke karangnya hehehe. Jangan liat ke bawah aja....
Selanjutnya kita mampir ke Pantai Anoi Itam. Gak bayar pokoknya....
Pantai ini berpasir hitam, katanya sih kandungan Nikelnya gede.... kebetulan pas lagi surut jadi bebatuan nya kelihatan.
|
Pantai Anoi Itam |
|
Pantai Anoi Itam |
Nah terakhir kita mampir ke Pantai Kasih, ada tulisan Pulau Weh nya, kita foto-foto dulu di sini.
Dan gak berapa jauh ada Sabang Fair, yaitu wahana mainan. Banyak permainan di sini. Di pinggir-pinggirnya ada meriam-meriam peninggalan perang dulu yang disusun-susun menghadap laut lepas. Lokasi ini adalah favorit turis dan warga lokal untuk melihat matahari tenggelam/sunset. Nah kebetulan hari itu lagi berawan, gagal deh sunsetnya hahahaha.
|
Sabang Fair
|
Setelah liat sunset kami pun cari makan, lupa nama tempat makannya, kami pesan ikan, cumi dan sayur toge, lumayan sih rasanya tapi bukan ciri khas Aceh cuman seafood biasa yang kita temui di Jakarta.
|
Menu makan malam |
|
Menu makan malam |
Selanjutnya menuju penginapan di Pantai Iboih. Perjalanan ke Iboih lumayan jauh, dan kita masuk hutan yang gelap, dan jalanan naik turun dan lumayan sempit. Sampai di penginapan kira-kira jam 9.00 lewat. Penginapan 2 kamar, ada warungnya pemiliknya hahahah. Kamar mandi di luar dipakai rame-rame. Kebetulan di samping ada lagi anak-anak muda 6 apa 7 gitu satu kamar.... Nah pas mau mandi kata pemiliknya belum ada air, masih di pesan. Ternyata airnya diambil dari pengolahan di aliran Air Terjun Pria Laut. Sekitar jam 10 akhirnya datang juga, dan mandi, selanjutnya tidur, besok fullday keliling Sabang.
0 Response to "The Amazing Sabang Part I"
Post a Comment