Dari
Curug AirPanas Nagrak, kami menuju arah Lembang untuk mencari penginapan. Sempat berencana menginap di perkemahan Cikole Jayagiri tapi penuh. Akhirnya kami memutuskan ke Ciater-Subang yang jaraknya tidak begitu jauh dari Cikole.
Di sepanjang jalan banyak yang menawarkan villa (semacam makelar). Namun karena pernah menginap di sini sebelumnya, kami langsung menuju penginapan yang dulu kami menginap. Meskipun ada tulisan ada kamar kosong tapi ketika ditanyakan ke petugas jaga dinyatakan full. Sepertinya ada semacam kerjasama tak tertulis sama makelar-makelar villa. Mengindahkan tawaran makelar-makelar villa ini akhirnya kami mendapatkan penginapan. Dengan tarif 250.000 dan 350.000 dan saya rasa tidak sesuai dengan kondisi kamar yang di dapat, tapi karena sudah malam akhirnya terima apa adanya.
Pagi-pagi, kami berjalan ke terminal untuk membeli oleh-oleh, apalagi kalo bukan Nanas Subang!. Setelah sarapan kemudian kami langsung check-out. Tujuan kami adalah hunting curug di sekitar Cicadas. Di perempetan Ciater, kami ke arah kiri menuju Desa Cicadas, melewatin perkebunan Teh Ciater yang kebanyakan perkebunan teh lainnya, kondisi jalan di sini lumayan jelek berupa aspal rusak dan berbatu.
|
Belanja nanas
|
|
Kebun teh Ciater |
Di salah satu tikungan kami melihat papan petunjuk arah ke Curug Mandala. Hanya saja jalan masuk ke arah curug terlihat hanya bisa dilewatin oleh motor. Sementara di depan tidak ada penjaga, jadi sangat riskan memarkirkan mobil di pinggir jalan tanpa ada penjagaan. Akhirnya kami membatalkan niat ke Curug Mandala.
Tidak jauh dari petunjuk arah Curug Mandala, kami melihat spanduk Curug Sadim. Memasuki area wana wisata ini kita harus bayar Rp. 10.000/orang. Kemudian kami parkir di depan warung yang ada di dalam wana wisata ini.
|
Kondisi jalan dari gerbang kke parkiran curug |
|
Parkiran curug |
Untuk ke Curug Sadim, dari parkiran kita haru jalan kaki sekitar 100m. Melewati area yang sudah tertata rapi baik warung-warung maupun pohon-pohon yang terawat.tersedia juga bangku-bangku untuk istirahat. Di tengah-tengah taman mengalir sungai kecil yang merupakan aliran Curug Sadim. Air yang mengalir sangat jernih dan dingin.
|
Berjalan menuju curug sekitar 100m |
|
Suasana taman di area curug |
Di ujung taman, tersembunyi di balik tebing terlihat Curug Sadim. Curug ini mempunyai ketinggian sekitar 10m dengan debit yang tidak terlalu besar karena kemarau namun curugnya agak lebar. Kolam yang ada di bawah curug juga tidak terlalu dalam.
|
Curug Sadim |
|
Curug Sadim |
Karena suasana alam yang dibuat oleh pengelola menjadikan pengunjung bisa betah berlama-lama di sini. Meskipun pengunjung tidak berenang, tapi bisa menghabiskan waktu hanya dengan duduk-duduk atapun bercengkrama.
Kembali ke parkiran, ngobrol dengan bapak pemilik warung, kami dapat informasi bahwa sekitar 1km dari parkiran masih ada dua curug yaitu Curug Sangiang dan Curug Cimuja. Curug-curug ini beda aliran dengan Curug Sadim dan merupakan hulu dari curug-curug yang ada di Wana Wisata Capolaga.
Karena penasaran kamipun minta diantar meskipun sebenarnya curug-curug ini sudah tutup. Menurut info dari bapak guide kami, kedua curug tersebut di tutup karena ada yang tewas ketika berenang di salah satu curug tersebut.
Mengikuti guide, kami berjalan memasuki perkebunan teh, di salah satu jalan setapak yang di kelilingi pohon-pohon teh yang sudah tinggi-tinggi. Karena cuaca sangat terik, lumayan membuat berkeringat.
|
Trek menuju Curug Sangiang |
|
Trek menuju Curug Sangiang |
Menuju ke aliran sungai, kemudian terlihat curug pertama yaitu Curug Sangiang. Curug ini berupa curug tunggal dengan curug type horse tail dengan ketinggian sekitar 15m dan debit yang lebih besar dibandingkan dengan Curug Sadim. Tidak lama kami di sini, setelah mengambil beberapa foto kemudian kami melanjutkan ke curug berikutnya, Curug Cimuja.
|
Curug Sangiang |
|
Curug Sangiang |
Berjalan memasuki semak-semak yang sudah setinggi orang dewasa, menandakan bahwa jarang sekali pengunjung ke curug ini. Kemudian kami menyusuri pinggi tebing sungai dan selanjutnya menuruni bukit hingga sampai di dekat curug yang terlihat bekas saung. Adanya bekas saung ini menandakan bahwa curug ini pernah dibuka buat umum.
|
Trek menuju Curug Cimuja |
|
Trek menuju Curug Cimuja |
Dari saung kami turun ke sungai, di bawah terlihatlah Curug Cimuja yang tersembunyi di antara tebing. Curug ini mempunyai ketinggian sekitar 10m dan dikelilingi tebing dan pepohonan sehingga terlihat tersembunyi dan agak ‘gelap’. Kolam yang ada di bawah curug ini terlihat tidak begitu luas namun dalam. Meskipun terlihat cantik namun siapa sangka di sinilah pengunjung tewas tenggelam. Aura curug ini membuat perasaan tidak enak dan membuat saya harus buru-buru meninggalkan curug ini.
|
Curug Cimuja
|
|
Curug Cimuja |
|
Curug Cimuja |
Baca juga:
0 Response to "Curug Sangiang dan Curug Cimuja, Curug Tersembunyi di Wana Wisata Curug Sadim !"
Post a Comment