Liburan ke Malang ini penuh drama!!!. Bagaimana tidak, awalnya sudah sepakat ke Takabonerate, gagal karena hangatnya berita kecelakaan kapal penumpang menuju Selayar. Kemudian rencana ke Lombok yang mana tiket pesawat sudah ditangan tapi kemudian kami cancel karena ada musibah gempa. Akhirnya kami, walaupun cuman berempat, saya, Revan, Eddy dan Kusti, dari rencana berenam ahirnya memutuskan ke Malang. Oke, jadwal liburan kali ini 17-22 Agustus 2018 (Eddy hanya sampai tanggal 19 Agustus dan Kusti menyusul di tanggal 18 Agustus).
Landing di Bandara Abdul Rachman Saleh, saya dan Revan langsung menuju parkiran motor yang sudah kami booking sebelumnya selama 6 hari. Untuk harga sewa perharinya (bukan 24 jam!) adalah Rp. 100.000 dengan alasan peak season. Kemudian bertemu Eddy yang berangkat dari Surabaya di salah satu rumah makan, dan setelah makan siang kami langsung meluncur menuju Sendang Biru, dimana kami menginap selama menjelajah pantai-pantai di Malang Selatan.
Memanfaatkan Google Maps dan petunjuk arah ke Sendang Biru kami menyusuri jalan yang sebagian besar tidak terlalu mulus. Karena hari itu perayaan 17 Agustus, di sepanjang jalan banyak kamu temukan peserta karnaval.
Sekitar 30 menit menjelang Sendang Biru, kamu memasuki wilayah yang mirip Pacitan atau Gunung Kidul, ciri khas daerah Pantai Selatan. Kondisi daerah yang kering, bebatuan dan bukit berkapur/karst dan didominasi tanaman keras seperti pohon jati dan kelapa.
Setelah menempuh waktu sekitar 2 jam, akhirnya kami sampai di penginapan. Karena sudah sore, kami hanya beristirahat. Ibu penginapan sangat ramah, ciri khas masyarakat Jawa di pedesaan. Kami di sambut dengat teh hangat dan cemilan. Malam itu kami langsung di daftarkan dan di carikan oleh Ibu penginapan untuk acara besok ke pantai-pantai yang ada di wilayah Clungup Mangrove Conservation (CMC) yang mana sekretariat CMC berada di tempat yang sama dengan penginapan. Guide kami yang akan menemani besok pagi adalah Pak Is.
Nah meskipun ini wilayah pesisir, tapi di sini tidak terlalu panas, tapi cenderung sejuk dan ber-angin. Jadi tidur malam kami tidak perlu menghidupkan AC.
Clungup Mangrove Conservation (CMC)
Pagi-pagi sekitar jam 7 kami mulai beranjak dari penginapan. Mengendarai motor menuju Pos 1 dan parkir untuk selanjutnya menuju Pos 2. Di Pos 2 kami di data, jumlah pengunjung dan barang bawaan yang berpotensi menimbulkan sampah seperti minuman mineral, tissue, snack etc. Untuk biaya Rp. 10.000/orang dan Rp. 100.000 untuk guide per group dengan maksimal 5 orang anggota. |
Rute menuju CMC |
|
Ceklis bawaan |
Di Pos 2 terlihat papan informasi peta wilayah CMC dan peraturan buat pengunjung yang akan memasuki wilayah ini. Terbaca bahwa siapapun yang meninggalkan sampah akan disuruh kembali untuk membawa sampah yang tertinggal plus denda Rp. 100.00/item yang hilang. Nah asyik kan peraturannya di sini.....
|
Peta CMC |
|
Trek dari Pos 2 ke CMC |
Pantai Clungup
Dari Pos 2 kami berjalan memasuki kawasan mangrove (bakau), sekitar 100m, kami sampai di Pantai Clungup. Sebenarnya ini bukan pantai, hanya teluk kecil dimana kalau pasang surut hanya terlihat pasir dan kalau pasang naik akan terlihat seperti laguna. Di sepanjang pantai dipenuhi oleh pohon bakau. Ombak terlihat memecah di kejauhan. |
Hutan Mangrove |
|
Pantai Clungup di saat surut |
|
Pantai Clungup di saat surut |
Pantai Gatra
Dengan pantainya yang bersih, dengan pasir putih dan air yang tenang jarang sekali kita temukan sehingga pas sekali berlama-lama di pantai ini. Kalau kita berkano agak menjauh dari pantai, di sisi kiri akan terlihat Pantai Tanjung Asmara (PTA). Pantai ini adalah pantai umum dan berada di luar kawasan konservasi.
Pantai Sapana
Dari Pantai Gatra menuju Pantai Tiga Warna ada 2 alternatif rute. Rute pertama langsung ke Tiga Warna, dan rute kedua melewati bukit sepanjang pantai dan akan menemukan Pantai Sapana, Pantai Mini dan Pantai Watu (Batu) Pecah.
Sebelum Pantai Sapana, kami di bawa oleh Pak Is ke spot foto yang berada di atas tebing. Untuk ke sini kami harus naik bukit dan melewati semak belukar. Haris sedikit hati-hati trek disini karena melewati tebing karang dan menembus semak yang kadang-kadang melwewati ranting-ranting pohon yang menghalangi jalan setapak. |
Trek menuju karang di Pantai Sapana |
|
Trek menuju karang di Pantai Sapana |
|
Trek menuju karang di Pantai Sapana |
Keluar dari semak-semak akhirnya kami sampai di tebing yang agak menjorok ke laut. Di sini kita bisa memandang ke laut lepas, ke gugusan pulau-pulau karang di sekitar Pulau Sempu. Karena area ini berhadapan langsung dengan laut lepas yang berada di bagian ujung Pulau Sempu, jadi ombaknya di sini besar-besar. Terlihat ombak menggulung-gulung di kejauhan hingga mencapai bagian tebing tempat kami berdiri. |
View dari atas karang di Pantai Sapana |
|
View dari atas karang di Pantai Sapana |
|
View dari atas karang di Pantai Sapana |
|
View dari atas karang di Pantai Sapana |
|
View dari atas karang di Pantai Sapana |
Setelah puas di sini, kami melanjutkan menuruni bukit hingga mencapai teluk kecil. Tebaca papan petunjuk nama pantai ini, Pantai Sapana. Pantai ini berpasir putih meski garis pantainya tidak terlalu panjang. Airnya lumayan tenang karena berada di teluk dan di depan sudah menghadap langsung ke Pulau Sempu. Bebatuan karang di sini berlumut berwarna kehijauan, terdapat kolam-kolam kecil membentuk genangan air sebening kristal. |
Pantai Sapana |
|
Pantai Sapana |
|
Pantai Sapana |
Hanya saja, terdapat sampah-sampah yang terbawa dari laut pasang yang berasal dari area Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Sendang Biru. Pantai Mini
Dari Pantai Sapana kami melanjutkan perjalanan menyusuri pantai melewati bukit. Oh iya, di sepanjang perjalanan, di tempat-tempat tertentu yang kondisinya agak curug atau landai tapi licin disediakan tali untuk berpegangan. Nah sebelum pantai mini kamu di ajak lagi ke salah satu spot foto, juga berada di sisi tebing. Karena tebingnya tinggi jadi kami tidak bisa turn ke pantainya (bisa turun tapi gak bisa naik lagi hahaha). Di sini kami hanya mengambil foto-foto dari atas. |
Cari spot foto dari atas karang |
|
Cari spot foto dari atas karang |
|
Spot foto di Pantai Mini |
0 Response to "Jelajah Malang-Lumajang: Clungup Mangrove Conservation (CMC) Bagian 1-Pantai Clungup, Pantai Gatra, Pantai Sapana dan Pantai Mini"
Post a Comment