Liburan tahun baru yang jatuh dihari Senin, menjadikan waktu untuk liburan panjang di akhir tahun. Memanfaatkan liburan panjang kali ini, kami berkemah (lagi) di Bumi Perkemahan Mandalawangi di Cibodas kemudian mengunjungi curug-curug yang ada di dalamnya serta naik Canopy Trail di Taman Nasional. Kegiatan ini adalah kelanjutan dari kunjungan terakhir di bulan April lalu.
Lihat kunjungannya di artikel berikut:
Tahu akan kemacetan yang bakal dihadapi, saya dan Revan menggunakan mobil berangkat jam 5.30 dari Jalan menuju, melewati tol Sentul Selatan. Keluar tol CIawi sudah agak macet hingga arah Puncak.Kami mengambil perempatan Ciawi-Tajur-Sukabumi.
Di sini juga macet merayap hingga Gadog. Kemacetan berulang di pasar Cisarua. Setelah keluar dari kemacetan kami berhenti sebentar di sebuah SPBU yang ada mini marketnya. Belanja keperluan dijalan dan berkemah, malah ada drama ketinggalan barang belanjaan di kasir. Tidak mau balik dan terjebak macet akhirnya harus merelakan barang belanjaan yang ketinggalan 😂.
Jalanan lancar, melewati Puncak Pass hingga Cibodas. Di pintu gerbang kami bayar tiket masuk Rp. 25.000/2 orang termasuk mobil (kalo dihitung berdasarkan karcis yang dikasih gak masuk nih hitung-hitungannya, sepertinya ada pembulatan ke atas 😂).
Melewati gerbang, kemudian kami langsung menuju Kebun Raya Cibodas, nah ternyata kami harus bayar lagi, walau sedikit protes, dengan jumlah Rp. 35.000/2 orang plus mobil.... pusing pala Iron Man... 😅.
Kalo ingat Kebun Raya, pasti ingatnya Kebun Raya Bogor, tapi jangan salah, Kebun Raya di sini sangat luas loh, kalo kata om Wiki sih 120 hektar melebihi Kebun Raya Bogor yang hanya sekitar 85 hektar. Jadi kalo kamu berencana ke sini muter-muter jalan kaki, ya salam, bisa gempor.
Sebenarnya di sini ada mobil yang dipakai keliling Kebun Raya, tapi sepertinya cuman petugas dan Tuhan yang tau jadwalnya, karena selama saya di dalam gak lihat mobil ini keliling hahahahha.
Di dalam kawasan tidak perlu takut nyasar karena ada petunjuk arah nya. Tujuan pertama yaitu Curug Cibogo.
Curug Cibogo ini boleh dibilang gak perlu dicari, gak kayak jodoh, karena berada di pinggir jalan, tepatnya di Kebun Sakura. Setelah parkir, kami jalan kaki ke curug yang cuman berjarak beberapa meter dari jalan. Curugnya tidak terlalu tinggi, palingan 8m. Airnya sangat jernih dan dingin. Aliran airnya melewati jalan, sehingga jalannya dikenal dengan nama "Jalan Air". Air ini masuk ke sungai berbatu yang membelah Taman Sakura. Kok namanya Taman Sakura? Emang ada pohon Sakura di sana? Ya.... betul, memang ada pohon-pohon Sakura yang ditanam sepanjang sungai. Sayang saat itu belum berbunga, tapi selang beberapa hari setelah kami dating (tanggal 4 Januari), bunga Sakura mulai bermekaran.
|
Jalan Air |
|
Jalan Air |
|
Jalan Air |
Dari Curug Cibogo kami melanjutkan ke Curug Ciismun. Oh iya, parkir di sini, meski seharusnya gratis, kami bayar seiklasnya (Rp. 5.000).
|
Curug Cibogo |
|
Curug Cibogo |
Jarak dari Cibogo ke parkiran Curug Ciismun tidak terlalu jauh, palingan 1-2km. Kita parkir di gerbang Kebun Raya dari pintu lain (pintu belakang). Setelah parkir, kita harus trekking sekitar 30 menit jalan santai. Jalur trekkingnya biasa, artinya gak sampai mendaki bukit atau masuk-masuk hutan. Jalannya jalan setapak berbatu yang bisa dilalui motor (tapi gak boleh masuk kendaraan). Di sepanjang jalan kita melewati pemandangan hijau perbukitan dan semak-semak.
|
Jalan menuju Curug Ciismun |
|
Jalan menuju Curug Ciismun |
|
Buah berry di perjalanan menuju Curug Ciismun |
Nah pas bertemu dengan warung yang jualan makanan/minuman atau tempat nongkrong pengunjung, bearti kita sudah dekat ke Curug Ciismun. Berjalan beberapa meter dari warung kita sudah bisa menyaksikan curug dari kejauhan. Untuk mendekati curug, kita harus berjalan sekitar 100m.
Dekat-dekat curug, badan kita jadi basah karena tampias nya yang datang dari air yang jatuh dari ketinggian sekitar 25m.
|
Curug Ciismun |
|
Curug Ciismun |
|
Curug Ciismun |
|
Curug Ciismun |
Berbeda dengan Curug Cibogo yang airnya sangat jernih, air di Curug Ciismun agak berwarna keabu-abuan, mungkin akibat terkontaminasi kandungan belerang dari atas Gunung Gede pangrango. Karena masih pagi, dan airnya sangat dingin, tidak terlihat pengunjung yang mandi/berenang di sekitar curug. Pengunjung hanya menikmati curug dan sekadar berfoto-foto.
|
Curug Ciismun |
Dari Curug Ciismun kami melanjutkan perjalanan ke Araucaria Avenue... keren ya namanya hehehe.
Parkir di parkiran landsakap, kamipun naik bukit yang hijau membentang, ya bukit yang ditutup oleh rumput hijau. Liat bukit ini jadi ikat Lala.. di Teletubbies hehehehe. Di selang seling oleh pohon-pohon tua yang berumur mungkin puluhan atau lebih dari seratus tahun (?), menjadikan tempat ini cocok buat lari-lari atau nyanyi ala-ala Bollywood hahaha. Ada juga anak-anak kecil yang main perosotan pakain kardus dan meluncur dari atas bukit. Cuman sayangnya dus-dus bekasnya dibiar berserakan, duh...
Tidak jauh dari sana, ke atas, terdapat kolam yang ada air mancurnya. Seperti di Kebun Raya Bogor gitu... di sini banyak pengunjung bersantai duduk-duduk dipinggir kolam, cuman masih banyak pengunjung yang buang sampah sembarangan.
Nah terakhir kami menuju Araucaria Avenue. Yaitu jalan setapak menuju Wisma Tamu (Guset House). Diapit oleh pohon-pohon Araucaria yang besar dan menjulang tinggi membuat kita berasa di film-film hehehhe. Setelah mengambil beberapa adegan, kemudian kami keluar Kebun Raya. Jalan yang dilewati berbeda dengan jalan masuk sehingga jadi lebih teratur.
|
Araucaria Avenue |
|
Araucaria Avenue |
|
Araucaria Avenue |
0 Response to "Liburan tahun baru di Kebun Raya Cibodas, Mengunjungi Curug Cibogo dan Curug Ciismun"
Post a Comment