Curug Malela: Perjalanan Tak Berujung

Kederangannya agak lebay ya judul di atas, 'Perjalanan Tak Berujung' hahahaha. Tapi itulah setidaknya yang saya rasakan perjalanan dari Cianjur menuju curug ini yang berada di Bandung Barat.
Jadi ceritanya, setelah kemping di Mandalawangi dan bermain di Kebun Raya Cibodas.
Pagi-pagi sekitar jam 8 kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Malela.
Sebenarnya tujuan awal kami adalah Curug Cikondang karena curug inilah yang terdekat dengan Cianjur dan selanjutnya ke Padalarang atau ke Sanghyang Heleut, tapi semua berubah semenjak Negara Api menyerang.....
Jadi ceritanya setelah menempuh hampir 1,5 jam ke arah Curug Cikondang (melalui Google Map), ternyata ada jalan yang ditutup, hanya motor yang diperkenankan lewat. Jadi kami mengambil jalan lain menuju Curug Malela, meski kalau dilihat dari Maps, curug ini berjarak sekitar 2 jam-an dari kota Cianjur.
Terus mengikutin Maps, kamipun masuk ke wilayah-wilayah yang saya kami tidak tahu entah dimana hahahha. Yang seingat saya, kami melewati daerah-daerah pedalaman, berada di puncak-puncak bukit dengan jalanan yang kecil dan jelek. Ada namanya Cibeber, selanjutnya Campaka, nah di sini dari jalan terlihat curug melewati persawahan, karena sangat sepi kami pun melanjutkan perjalanan, dan di akhir perjalanan bahwa curug yang kami lewati tadi adalah Curug Cikondang hahahha.
Gak tau daerah mana ini  :D
Gak tau daerah mana ini  :D
Gak tau daerah mana ini  :D
Makin jauh, daerah yang kami lewati makin sepi, jarang sekali terlihat motor apalagi mobil yang lewat. Dengan jalanan yang kecil, jelek yang kadang melewati tanjakan/turunan ekstrim sempat terpikir kalo tiba-tiba mobil mogok.
Dan yang lebih menjengkelkan lagi, jarak yang tadinya terbaca di Maps 1,5 jam tiba-tiba jadi 2 jam lebih hahahhaa.
Akhirnya kami sampai di pertigaan (gak tau daerah mana), ke kanan ke Sukabumi dan ke kiri ke arah Malela.
Gak tau daerah mana ini  :D
Gak tau daerah mana ini  :D
Gak tau daerah mana ini  :D
Terus menyusuri perbukitan hingga sampai di sebuah jembatan yang sungainya lumayan besar, terlihat penunjuk arah ke Malela, agak terhibur juga sih walaupun ternyata masih jauh banget. Perjalanan terhenti pas di sebuah hutan dimana Maps menunjukkan jalan kecil ke kiri, dimana di sebelah kanan adalah jurang. Karena salah petunjuk kamipun masuk, ternyata jalannya buntu, mau gak mau mobil muter di jalan kecil tersebut, memasuki jalan berlumpur untuk akhirnya mobil bisa jalan setelah didorong oleh Revan dan bantuan petani setempat.
Kira-kira 1 jam perjalanan kemudian, sampailah di jembatan gantung.... agak shock juga, kok jembatan gantung ya? Hahahaha.....
Setelah menunggu satu mobil di depan, kami bertanya arah ternyata lewat jembatan tersebut sudah jalan beraspal dan menuju Curug Malela... fix..
Setelah ambil ancang-ancang ngepasin ban mobil, akhirnya kami melewti jembatan gantung, tidak berapa jauh dipertigaan (yang juga menjadi batas Cianjur-Bandung) yang beraspal kami ambil kiri.
Tidak berapa jauh kemudian di sebuah warung yang juga jadi pangkalan ojeg, kami ambil kiri. Di sini sekitar 2 km, jalannya jelek dan selanjutnya beraspal lagi sampai ke parkiran curug.
Sampai di parkir hampir jam 2 siang, meski parkiran sangat penuh tapi akhirnya kami dapat ruang parkir.
Suasana parkir
Suasana parkir
Di lokasi parkir tersedia panggung hiburan yang menyajikan music dan lagu tradisional Sunda. Ramai loh yang menonton, apalagi banyak warung-warung di sini. It's OK... kami lanjut bayar tiket masuk. Harga tiket masuk Rp. 10.000 per orang. Dari loket kita langsung masuk jalan setapak yang sudah rapih, terlihat sudah dikelola dengan professional. Juga di perjalanan di sediakan saung buat yang istirahat kalau kecapekan.
Kira-kira 30 menit perjalanan santai dengan trek biasa/normal, kamipun sampai di (pos) pemberhentian, di sini tersedia tempat-tempat istirahat dan warung-warung kecil yang menjual makanan/minuman ringan dan kelapa muda.
Nah dari mulai dari sini kita sudah bisa melihat Curug Malela di kejauhan, untuk ke bawah kita akan menempuh trek yang sebenarnya, jalanan berupa tanah merah yang tentu saja akan licin kalau hujan. Kondisi jalan terus menurun hingga mencapai curug. Jadi pastikan kondisi prima untuk ke curug ini, karena akan lebih memakan tenaga ketika pulang karena kondisi jalan akan menanjak. Di tengah perjalanan nanti kita akan melihat Curug Goa Manglid, yang mana alirannya terpisah dengan Curug Malela, airnya lebih jernih. Tapi saying pas kami mau ke sana, jalannya tertutup longsoran.
Curug Goa Manglid
Sampai di alirang sungai, disini jalannya udah rata. Buat yang mau menikmati curug dari kejauhan, bisa di nikmati lewat bebatuan besar yang ada dipinggir sungai. Tapi buat yang mau mendekat disediakan jembatan kayu hanya dengan membayar Rp. 2.500/orang.
Karena ingin menikmati megahnya curug yang juga dijuluki Niagara Mini ini, kami melewati jembatan kayu. Dari jembatan kami turun ke bawah persis di depan curug, dari sini benar-benar terlihat betapa megajnya curug ini. Sulit dilukiskan dengan kata-kata. Debit air yang sangat deras melewati sepanjang tebing batu. Hanya saja, harus hati-hati berada di area ini, jangan sampai terjatuh ke arus sungai, karena beberapa kejadian pengunjung yang meninggal karena terjatuh dan terseret arus.
Selanjutnya kami ke seberang sungai, dengan mendaki bukit dan bebatuan untuk lebih dekat ke arah air terjun. Di area ini lumayan banyak pengunjung, karena mempunya spot foto yang bagus. Di area ini pengunjung di awasi oleh petugas berseragam untuk berjaga-jaga kalau ada pengunjung yang nakal.
Setelah puas mengambil foto dan juga menghadapi rasa lapar kamipun kembali. Dan trek pulang terasa lebih-lebih berat di bandingkan trek berangkat hahahhaa.
Bilang sama Dilan, berat tau ke sini, cobain coba...!!!
Tapi buat kalian yang malas trekking, di sini juga disediakan ojeg (agak-agak mirip ojeg yang ada di Situ Gunung-Sukabumi), tapi yang pastinya gak sampai ke pinggir curug ya...
Sampai di area istirahat, kami pun menikmati makan siang berupa mie instan dan kelapa muda.
Menu makan siang
Melanjutkan perjalanan, kami mengambil jalur pulang ke arah Bandung Barat yang beaspal. Meskipun begitu jalannya sempit, berkelok-kelok serta tanjakan dan turunan yang ekstrim. Jalur yang kami ambil berakhir di Padalarang via PLTA Saguling.
View perjalanan ke menuju Bandung
View perjalanan ke menuju Bandung
View perjalanan ke menuju Bandung
Sunset terakhir di tahun ini kami nikmatin di perjalanan tepatnya di area Saguling.....
Sunset terakhir di 2017
Area PLTA Saguling
Curug Malela
Lokasi: Desa Cicadas, kec. Rongga, kab. Bandung Barat
Jawa-Barat
Tiket: Rp. 5.000
Parkir: sewajarnya 

[Sumber: udaindra.blogspot.com]

0 Response to "Curug Malela: Perjalanan Tak Berujung"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel