Wisata Tenjolaya-Bogor Part V: Bumi Perkemahan Ciputri dan Curug Padalarang

Ini adalah kunjungan ke dua saya di Bumi Perkemahan (Buper) Ciputri. Sebelumnya tanggal 22 Januari setelah dari Curug Luhur, saya dan Revan mampir ke sini tapi hanya sempat mengunjungi Curug Kiara. Kali ini, 8-9 April, kami berkemah. Tujuannya supaya banyak waktu mengexplore area sini. Perlu dicatat, area ini masih masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Jadi tidak terlalu diexploitasi secara komersial.
Berangkat jam 12 siang melewati jalur yang bias kami lewati (gak perlu dijelasin detil lagi ya, coba baca di blog-blog sebelumnya hahaha), kami sampai sekitar jam 1 lewat.
Setelah registrasi, kami bayar Rp. 40.000, biaya sudah termasuk, biaya masuk 2 orang, biaya berkemah dan parkir mobil (kali ini sengaja bawa mobil karena jalan santai dan gak buru-buru).
Setelah registrasi kemudian lanjut sholat zuhur di mushola sederhana deket gerbang masuk. Setelah sholat kemudian makan siang dengan bekal yang dibawa dari rumah hehehe, nasi putih buat 3x makan, sayur plus dendeng balado. Saung yang berada di tengah-tengah kolam (Setu Ki Gandul) menjadi pilihan untuk tempat makan siang  kami.
Cuaca siang ini terlihat lumayan cerah meski sedikit berawan, pengunjung lumayan banyak, ada rombongan pecinta alam yang melakukan pelatihan/ospek di area ini
Setelah makan siang kami mulai trekking ke Curug Padalarang. Menurut info dari petugas, lokasi curug ini tidak terlalu jauh, kira-kira sama jauhnya ke Curug Ciputri (kira-kira 15-20 menit).
OK, kami mulai perjalanan, berbeda arah dengan Curug Ciputri, ke Curug Padalarang kita langsung mendaki lereng bukit. Awalnya kami memasuki hutan pinus, kemudian semak/hutan.
 
Di sisi kiri terlihat pipa air yang mengalirkan air dari mata air untuk konsumsi warga. Di sisi kanan terlihat petujuk arah ke Curug Padalarang berupa kertas yang dilaminating, kemudian diatasnya ada tanda-anak panah berwarna orange. Terus menyusuri papan penunjuk arah, kami terus menyusuri sisi bukit yang kondisi jalannya terjal. Di sisi kanan terlihat tebing curam dimana terlihat aliran sungai. Jika terjadi longsor pastilah tidak ada jalan lain. Jadi kami harus extra hati-hati melewati jalur ini, tergelincir sedikit maka fatal akibatnya.
Kemudian kami sampai ke aliran sungai, disini kami jadi bingung. Di sisi kanan terlihat jalur pipa berakhir. Di atasnya sudah terlihat jalan dan tanda-tanda adanya curug. Kami kemudian menyusuri sungai hingga terlihat tanda panah di sisi kanan.
Meninggalkan sungai kami melanjutkan perjalanan, di jalur ini terlihat seperti jalur yang baru dibuka tapi masih terlihat tanda-tanda anak panah. Semakin lama semakin jauh dan kami mulai curiga sepertinya ini bukan jalur ke curug. Cuaca sudah mulai berawan dan petir disertai hujan rintik-rintik. Hingga akhirnya di ujung jalan kami melihat tempat pelatihan para pengunjung/pecinta alam yang berbaju coklat-coklat tadi. Oalaahhhhh.... kamipun jadi  ngomel-ngomel sendiri.
Catatan buat pembaca yang kebetulan salah satu dari rombongan tersebut, perlu diingat ini adalah tempat umum bukan privat, jangan memberi arah yang salah kepada pengunjung lain!!! Pantesan tadi pas balik sholat ada bapak-bapak yang ngomel di warung karena nyasar mengikuti petunjuk arah...
(Kalau bikin petunjuk arah buat kegiatan kelompok, tolong dikasih tanda khusus....)!!!
Karena masih penasaran dengan Curug Padalarang, kamipun kembali balik arah. Sampai di sungai, kamipun mencoba menyusuri sungai ke arah hulu, tapi suasananya makin jauh semakin horror...akhirnya kamipun memutuskan kembali. Sementara jam sudah menunjukkan jam 3 lewat. Pas asik jalan, di suatu titik yang ada petunjuk arah Curug Padalarag (tanda panah milik pecinta alam juga ditumpuk di atasnya, aduuuuh parah ya....!!! ), ternyata ada jalan bercabang. Kamipun menyusuri jalan ke kanan yang sepertinya merupakan jalan turun ke arah sungai.
Terlihat jalan yang kami lalui tidak terawat, mungkin jarang dilalui atau sedikit pengunjung yang tertarik ke sini. Setelah turun dengan berpegangan pada akar pohon yang cukup besar, kami pun menyusuri sungai yang berair bening. Kira-kira 50 meter di depan terlihatlah curug, gak ragu lagi, pastilah ini Curug Padalarang. Terlhat curug tunggal yang tingginya sekitar 10 meter. Di kelilingi tebing curam, curug ini terlihat gagah.. :D. Di bawahnya terlihat kolam yang tidak terlalu dalam.
Di sini kami tidak berniat buat mandi hanya mengambil beberapa foto aja. Selain hari sudah sore juga karena belum memasang tenda.
Setelah puas foto-foto di sini kemudian kami melanjutkan perjalanan kembali ke camp. Sampai di camp sekitar jam 5 kurang. Kemudian kami segera mendirikan kemah. Usai mendirikan kemah, jalan sedikit ke arah pintu gerbang, kita bisa menikmati sunset. View sunset disini sebenarnya sangat bagus tapi berhubung terhalang pemandangan depan dan sedikit berawan, jadilah sunset hari ini kurang bisa dinikmati. Sepertinya naik ke bukit yang di sebelah kanan kita bisa menikmati sunset tapi jalurnya saya belum tahu, maybe next time!!
Pasang tenda

Tenda selesai
 
View Gunung Salak
Setelah menikmati sunset, kemudian makan malam (masih dengan menu yang sama, bekal dari rumah hehehe). Meski sudah memasuki malam, tapi pengunjung masih berdatangan. Tenda-tenda yang tadi tidak terlalu banyak, sekarang sudah ramai.Gak banyak yang dilakukan malam itu karena cuman berdua, jadi cuman ngobrol dan dengerin musik dari HP.
Oh iya, disini tersedia 6 kamar kecil/toilet, jadi gak perlu takut antri. Airnya juga bersih, berasal dari pegunungan yang langsung dialirkan melalui pipa-pipa.
Sekitar jam 10 malam, kami tidur, siap-siap petualangan berikutnya ke Curug Ciputri, Curug Kiara dan water trek di sekitarnya.
 Link terkait:
- Curug Luhur dan Curug Kiara
- Kawasan Situs Megalitik Cibalay dan Curug Cipeuteuy
- Curug Ciampea
- Curug Sawer

[Sumber: udaindra.blogspot.com]

0 Response to "Wisata Tenjolaya-Bogor Part V: Bumi Perkemahan Ciputri dan Curug Padalarang"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel