Lombok: The Little Pieces of Heaven on Earth
8/19/2015
Add Comment
Traveling kali ini bertepatan dengan libur kemerdekaan, dengan mengambil cuti 1 hari yaitu tanggal 18 Agustus 2018. Awalnya mau ke Sabang-Aceh tapi gak jadi. Akhirnya saya memilih pergi ke Lombok. Karena banyak sekali lokasi wisata yang belum dikunjungi kecuali Gili Trawangan, lihat posting saya sebelumnya….Gili Trawangan
Pertama-tama yang dicari tentu tiket pesawat. Kebetulan saya punya banyak mileage Garuda, saya memutuskan menukarkannya dengan tiket pp Jakarta-Lombok. Saya memilih penerbangat Jumat 14 Agustus, penerbangan sekitar jam 4-an dan pulang Selasa 18 Agustus jam 7 malam. Oh ya perlu dicatat ada perbedaan waktu 1 jam antara Jakarta dan Lombok.
Hal kedua yang disarrange yaitu penginapan, cumin beberapa hari sebelum keberangkatan saya mencari penginapan by online, saya memilih penginapan di pinggir pantai di Senggigi. Ketiga yaitu mencari transportasi selama di Lombok. Saya mendapatkan rentar mobil plus driver (Rp. 500rb diluar bensin/day) via temen selama 2 hari.
Terakhir yaitu menyusun itinerary, hari pertama rencananya mengunjungi pantai-pantai, hari kedua mengunjungi air terjun di sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani, hari ketii keempat diving dan hari keempat di Gili Trawangan.
Ok, mendarat di Praya sudah malam, ke penginapan saya memilih menggunakan taksi (Rp. 220rb), tidak banyak yang dilakukan selain istirahat.
Pagi-pagi setelah subuh dan tidur lagi akhirnya bangun sekitar jam 6 (Jakarta sih jam 5 hehehe), jalan-jalan menikmati suasana pantai dan sarapan sekitar jam 7.
Suasana penginapan di pagi hari |
Sarapan pagi |
Penginapan |
1. Pantai Selong Belanak
Pantai ini berada di Lombok Tengah, bisa dicapai dari Senggigi sekitar 2 jam. Jalan menuju pantai ini beraspal mulus dan berkelok-kelok dan naik turun.
Sampai di pantai ini sekitar jam 10 lewat. Setelah parkir (Rp. 10rb), saya langsung mengambil foto-foto.
Pantai ini sangat bagus sekali, meski begitu tidak terlalu ramai. Dengan pasirnya yang putih lembut dan ombak yang woles (mungkin berada di teluk). Banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan seperti berjemur, berenang, bermain surfing atau atau berfoto ria.
Mungkin karena ombaknya yang kecil, cocok buat surfer pemula. Kalau tidak ada peralatan, disini ada banyak penyewaan board juga sekalian trainer.
Kebetulan saat itu cuaca sangat cerah, sangat mendukung sekali. Air yang bergradasi hijau ke biru sangat memikat hati seta bukit-bukit kecoklatan yang mengelilingi pantai sangat kontras sehingga menambah catik pantai ini.
Masyarakat dipinggir pantai umumnya nelayan sehingga banyak kita temui perahu-perahu nelayan di sepanjang pantai.
Jadi buat kamu yang ke Lombok, jangan pernah melewati pantai ini.... tidak akan kecewa... dijamin :D
2. Pantai Kuta
Setelah puas foto-foto di Selong Belanak, saya melanjutkan ke Pantai Kuta, berada di Lombok Timur. Saat itu sudah menunjukkan jam 12 siang. Jarak dari Selong Belanak ke Kuta kira-kira 1 jam lebih. Perjalanan melewati perbukitan dengan view yang sangat bagus, sometimes kita melihat pantai yang indah dan perbukitan kecoklatan typical Nusa Tenggara di waktu musim kemarau.
Sesekali kita menemukan gembala kerbau yang berjalan di sepanjang jalan.
Sampai di Kuta kami mencari makan dulu, honestly di pantai ini masih sedikit kita temukan tempat makan (juga penginapan).
Akhirnya kita menemukan warung yang jual Ayam Taliwang, tapi saat itu ayam kampong nya habis jadi hanya ada ayam broiler.
Makan sama driver sekitar 75rb (Ayam taliwang+Nasi Goreng+Minuman).
Selesai makan saya pun berjalan ke pantai, biasa ambil poto hehehe.
Salah satu keunikan pantai ini adalah pasirnya yang mirip merica putih…. Amazing…
Kebetulan pas itu pasang surut sehingga pantainya agak menjauh sehingga di beberapa bagian keliatan karang dan rumput laut. Tapi dibagian lain bisa dinikmati para wisatawan sambil berendam dan parasailing. Di karang-karang terlihat banyak yang ambil photo dengan latar pantai dan perbukitan.
Jadi jangan lupa mampir ke pantai ini, masih asri.
Biaya-biaya:
- Parkir: Rp. 10.000
- Parkir: Rp. 10.000
3. Tanjung Ann
Pantai ini masih segaris dengan Pantai Kuta, dapat ditempuh kira-kira 30-45 menit. Pantai ini berpasir putih dan lembut. Di kelilingi oleh perbukitan dan air yang tenang. Seperti pantai Kuta, pantai ini juga tidak terlalu ramai. Di beberapa tempat turis-turis berkelompok sambil berjemur, ada yang bermain air atau memotret (kalo yang ini biasanya turis local seperti saya hehehe).
Saking halusnya pasir dipantai ini, kalau berjalan kaki kita akan tenggelam setumit.
Kalau mau mendapatkan sensasi lain cobalah naik ke bukit di sisi kanan, tapi tentunya harus trekking sebentar. Di atas akan kelihatan teluk yang menakjupkan baik dari sisi kiri maupun kanan.
Di kejauhan terlihat Batu Payung. Jika berminat bisa menyewa perahu ke sana…. Kebetulan saya tidak kesana saat itu, mungkin lain kali. Di lokasi ini pernah dijadikan lokasi iklan rokok loh….
Nah buat kamu penyuka pantai gak bakalan rugi kesini… very recommended.
Biaya-biaya:
parkir: Rp. 10.000
Sekitar pukul 3 sore kami pun balik ke Senggigi.
Sebelum sampai ke penginapan kami mampir dulu di Pura Batu Bolong. Pura ini dipakai oleh umat Hindu untuk sembahyang, berada di pinggir pantai, dan di atas karang. Dinamakan batu bolong karna di bagian bawah ada semacam goa sehingga keliatan seperti ada lobangnya.
Lokasi ini juga dipakai oleh photographer untuk photo session.
Kemudian mampir sebentar di seberang Makam Batu Layar, di sisi jalan ini disiapkan semacam rest area sehingga pengunjung bisa melihat view Senggigi dan menunggu sunset.
Niat melihat susnset di penginapan, tapi apa daya tetutup hasilnya cuman seperti ini hahaha
Tidak lengkap rasanya kalau traveling tanpa menikmati makanan khas di sini. Kebetulan dekat penginapan ada warung pinggir jalan yg cukup terkenal. Saya mencoba menu ikan bakar baronang yang dagingnya super lembut beda banget yg pernah dicoba di Jakarta hahahah, harganya pun murah meriah. Tidak lupa plecing kangkung, yang plecingnya (sambel) endes, maknyus (gaya Bondan)....
Baronang, nasi, plecing kangkung dan kelapa ijo utuh cuman Rp. 50.000.
Besoknya saya coba sate bulayak, bulayak semacam lontong yg dibuat memanjang tidak seperti ketupat, plus plecing terong bakar, dan tidak lupa kelapa ijo.
Kalo mau coba bikin plecing.. nih bahannya: tomat, rawit, jeruk nipis dan terasi
parkir: Rp. 10.000
Sekitar pukul 3 sore kami pun balik ke Senggigi.
Sebelum sampai ke penginapan kami mampir dulu di Pura Batu Bolong. Pura ini dipakai oleh umat Hindu untuk sembahyang, berada di pinggir pantai, dan di atas karang. Dinamakan batu bolong karna di bagian bawah ada semacam goa sehingga keliatan seperti ada lobangnya.
Lokasi ini juga dipakai oleh photographer untuk photo session.
Kemudian mampir sebentar di seberang Makam Batu Layar, di sisi jalan ini disiapkan semacam rest area sehingga pengunjung bisa melihat view Senggigi dan menunggu sunset.
Niat melihat susnset di penginapan, tapi apa daya tetutup hasilnya cuman seperti ini hahaha
Tidak lengkap rasanya kalau traveling tanpa menikmati makanan khas di sini. Kebetulan dekat penginapan ada warung pinggir jalan yg cukup terkenal. Saya mencoba menu ikan bakar baronang yang dagingnya super lembut beda banget yg pernah dicoba di Jakarta hahahah, harganya pun murah meriah. Tidak lupa plecing kangkung, yang plecingnya (sambel) endes, maknyus (gaya Bondan)....
Baronang, nasi, plecing kangkung dan kelapa ijo utuh cuman Rp. 50.000.
Besoknya saya coba sate bulayak, bulayak semacam lontong yg dibuat memanjang tidak seperti ketupat, plus plecing terong bakar, dan tidak lupa kelapa ijo.
Baronang bakar |
Plecing terong bakar |
Plecing kangkung |
Bulayak |
Sate bulayak |
Plecing |
[Sumber: udaindra.blogspot.com]
0 Response to "Lombok: The Little Pieces of Heaven on Earth"
Post a Comment