Alam Minangkabau: Padang Panjang dan Danau Maninjau-sebuah perjalanan yang tak terduga



8 Juli 2016
Sebenarnya tanggal 8 Juli kami berencana ke Air Terjun Nyarai dan Pemandian Puti yang keduanya berada di Lubuk Alung, yang tidak berapa jauh dari Padang tempat kami tinggal. Karena banyaknya peserta hehehehe, semua ponakan ikut jadinya kita berangkat jam 9.30.
Rute ke Nyarai ini lumayan gampang, nanti pas keluar dari Kota Padang menuju Lubuk Alung, sesudah pom bensin di sebelah kanan kita bisa lihat plang segede bagong, nanti kita belok kanan. Ke Nyarai tertulis 7km dan Pemandian Puti 5km lagi.
Air Terjun Nyarai adalah wisata minat khusus yang hanya bisa dicapai kalau trekking selama 3 jam. Di sebuah jembatan besar dimana banyak penambang pasir kami bertanya ke penduduk setempat mengenai lokasi air terjun ini. Karena sudah jam 11 siang kami disarankan tidak menuju kesana, karena pulangnya pasti malam. Karena juga hari Jumat akhirnya kami balik arah. Tujuannya selanjutnya cari makan dan sholat Jumat.
Pemandangan di daerah ini sangat bagus, dengan hamparan sawah, perkebunan, dan sungai dengan latar belakang bukit barisan.
Lanscape Lubuk Alung
Setelah sarapan dan sholat Jumat kami memutuskan ke Padang Panjang dan meninap di rumah adik saya yang kebetulan juga ikut.
Bika bakar, salah satu cemilan yg menemani perjalanan
Perjalanan ke Padang Panjang, karena liburan, merayap, mulai dari Sicincin sampai lewat Air Terjun Lembah Anai.
Sampai di rumah Padang Panjang menjelang magrib. Saya berencana mengambil momen sunrise tapi saya banyak awan
Sunrise dengan latar Danau Singkarak di kejauhan
Kami malam ini tumplek-plek semua tidur disini.


9 Juli 2016
Bangun subuh-subuh saya berencana mengambil foto sunrise. Karena daerahnya berawan dan kabut, jadinya agak susah mengambil moment sunrise.
Oh iya, kota ini dikelilingi oleh Gunung Marapi, Singgalang dan bukit barisan. Termasuk salah satu kota terdingin di Indonesia.
Persawahan di belakang rumah
Jalan-jalan pagi di sini sangatlah fresh, dengan persawahan dan perbukitan yang memanjakan mata.

Rumah di pinggir sawah
Agak siangan kami menuju Danau Maninjau melalui Kelok 44. Dinamakan Kelok 44 karena ada 44 kelokan yang harus ditempuh untuk sampai danau Maninjau dan ini tidak termasuk belokan-belokan yang ada untuk meunju Kelok 44 itu sendiri kalau kita dari Bukittinggi.
Karena hari libur, perjalanan memakan waktu yang cukup lama karena banyaknya volume kendaraan sehingga harus merayap.
Sepanjang perjalanan kita dimanjakan oleh pemandangan yang luar biasa, didominasi oleh persawahan sejauh mata memandang yang berujung ke bukit barisan.
Dan tantangan sebenarnya dimulai pas mendaki bukit barisan dengan jalanan yang didominasi dengan kelokan patah dan miring. Dibutuhkan skill mengemudi dan sopir yang sudah mengetahui medan. Di Kelok 44 kita mulai menurun, nanti di tiap belokan ada plang yang menunjukan jumlah belokan yang dilalui.
Pas libur lebaran ini hamper di tiap belokan dijaga polisi untuk mengatur naik-turun arus mobil. Meski ada larangan dilarang berhenti di bahu jalan, kami masih sempat berhenti dan mengambil beberapa foto di Kelok 43 dan Kelok 32.

View di Kelok 43
View di Kelok 32
Sampai di Kelok Pertama, dimana daerahnya sudah rata dan banyak perkampungan, kami tidak berhenti karena ramai pengunjungnya. Kami terus dan berencana berhenti dan makan siang di dekat PLTA Maninjau dimana ada lokasi wisata disana.
Sebelum mencapai PLTA kami berhenti sebentar beli cemilan. Cemilan disini didominasi oleh kripik ikan dan yang lainnya berbahan ikan baik yang sudah mateng ataupun masih mentah.



Kira-kira setengah jam kemudian kami sampai di objek wisata yang berada di dekat PLTA Maninjau (masih dipinggir danau) dan makan siang yang sudah disiapkan dari rumah.
Oh iya, masuk area objek wisata ini dikenakan tiket masuk (cuman mobil) Rp. 35rb. Setelah sarapan kami melanjutkan perjalanan sampai ke Padang dengan total perjalanan sekitar 5 jam.
Sampai di rumah selanjutnya berkemas untuk kembali ke Bogor esok harinya....
Wuiihh.... gimana? serukan.... ya seru sekaligus capek.... jalan muluk hehehehe

[Sumber: udaindra.blogspot.com]

0 Response to "Alam Minangkabau: Padang Panjang dan Danau Maninjau-sebuah perjalanan yang tak terduga"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel